Navigation Menu

Bahasa Inggris Menyongsong MEA 2015


If  your plan is for a year, plant rice. If your plan is for a decade, plant trees. If your plan is for a lifetime, educate children. (Confucius).


Foto : Dokumen pribadi

Jika rencana kita untuk satu tahun, tanamlah padi. Jika rencana kita untuk sepuluh tahun kedepan, tanamlah pohon. Jika rencana kita untuk seumur hidup kita, didiklah anak kita. Kutipan diatas memberikan inspirasi kepada kita bahwa menyekolahkan anak akan menjadi investasi sepanjang masa. Tentunya juga untuk siap menghadapi globalisasi, pendidikan memegang peranan yang penting. Tidak kalah pentingnya dengan penggunaan bahasa Inggris sebagai senjata untuk menjadi pemenang dalam kompetisi di hard globalization era. Bahasa Inggris sebagai alat komunikasi telah mendominasi sebagian besar belahan dunia dan globalisasi dalam banyak aspek telah memotivasi orang-orang untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan menyambut MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) akhir tahun ini.

Dunia semakin sempit sehingga kita tidak bisa menghindari bahasa Inggris. Di lebih dari 100 negara orang-orang berbicara dengan bahasa Inggris dan acap kali ini satu-satunya jalan untuk berkomunikasi di negara asing. Satu setengah milyar orang asing siap untuk berbicara bahasa Inggris dan 1 milyar orang yang lain sedang mempelajarinya. Apakah itu termasuk murid atau anak Anda?

Belajar bahasa Inggris yang efektif di sekolah dibutuhkan kehadiran figur guru yang tepat, textbook yang tepat dan metode yang tepat pula. Guru bahasa Inggris yang qualified jumlahnya sangat kurang sehingga guru-guru bahasa Inggris di sekolah banyak yang memiliki skill bahasa Inggris yang terbatas.

Maka kemudian textbook menjadi satu-satunya andalan. Jika bahasa Inggris diajarkan semata-mata dari buku, kita dapat mengansumsikan bahwa hanya reading (membaca) dan writing (menulis)  yang dipelajari. Speaking (berbicara) dan listening (mendengarkan) tidak akan tersentuh sehingga murid-murid tidak akan bisa belajar untuk berkomunikasi secara lisan.  Selain itu bahasa Inggris akhirnya menjadi pelajaran yang membosankan dengan bookwork dan grammar rules daripada diajari cara-cara mengkomunikasikan ide-ide yang menarik.

Jadi, bisa dipastikan bahwa kekurangan terbesar guru bahasa Inggris saat ini adalah ketika guru tidak bicara bahasa Inggris atau gagal mengajak muridnya berlatih speaking.

Meskipun guru sering mengikuti pelatihan-pelatihan, training atau diklat yang cukup tetapi jarang menghasilkan murid yang dapat menguasai speaking dan listening dengan baik. Alasan yang paling sering disampaikan para guru yang tidak mengadakan communicative activities di kelas adalah karena tidak akan keluar di Ujian Nasional dan tidak cukup waktu mengajar untuk hal-hal yang tidak diteskan di Ujian Nasional.

Sebenarnya pemerintah telah memperkenalkan kurikulum nasional yang mencakup Teaching of Oral Communication Skills. Pemakaian metode dan approach (pendekatan) seperti communicative language learning dan kurikulum 2013 sayangnya belum di’terima’ guru dengan baik. Banyak guru yang masih ragu dan kurang mendapatkan penjelasan yang cukup.

Ketika ingin mengajar speaking kita bisa menggunakan communicative language teaching. Metode ini memberi kesempatan pada siswa untuk bebas mengungkapkan apa yang mereka pikirkan. Sedangkan untuk mengajar  listening, guru dapat menggunakan the audio lingual method yang menuntut guru hanya menggunakan target language (bahasa Inggris) di kelas. Banyak metode-metode lain yang bisa diaktifkan di kelas seperti silent way, community language learning, natural approach, total physical response, suggestopedia dan lai-lain.

Jika guru bahasa Inggris dapat berbicara bahasa Inggris dengan baik dan menerapkan metode yang tepat maka lulusan SMA dapat lebih fasih berbahasa Inggris. Bahkan pemerintah Korea Selatan telah memperkenalkan program US$ 4,24 M untuk mencapai tujuan tersebut yang menghendaki murid SD, SMP, dan SMA atau yang sederajad diajar hanya dalam bahasa Inggris. Sekitar 23.000 guru yang dapat mengajar dalam bahasa Inggris direkrut pada 2013 di Korea Selatan. (Agence France-Presse,Seoul). Selain itu kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur sudah menjalin kerja sama dengan University of Cambridge dan melibatkan 13.800 siswa dan 800 guru untuk dilatih mengenai materi- materi pengajaran bahasa Inggris.

Melalui sertifikasi pemerintah telah berusaha merevitalisasi sistem pendidikan nasional dan meningkatkan kesejahteraan guru. Ini seharusnya mampu membuka paradigma mengajar yang baru dengan harapan besar menjadi obat mujarab terhadap banyaknya siswa yang kurang fasih berbahasa Inggris.

New training course yang diambil sebagian guru untuk mendapatkan sertifikasi mencakup subjek seperti bahasa, pedagogik, dan profesionalisme semoga bisa bermanfaat.Akhirnya saya sependapat dengan George Bernard Shaw ” To me the sole hope of human salvation lies in teaching”. Praktis, untuk menyelamatkan potret buram pendidikan kita terletak pada hadirnya guru-guru yang hebat di kelas, bukan pada kurikulumnya. Bagaimana menurut Anda?


0 comments: