Navigation Menu

Jakarta dalam Gending Peristiwa

SOLUSI UNTUK BANJIR JAKARTA


Sungai Ciliwung, Jakarta
Menyaksikan ibukota tergenang banjir dilayar kaca benar-benar menumbuhkan rasa syukur hidup diluar ibukota. Banyak hal yang bisa kita dapat sebagai sebuah pelajaran dan renungan. Ini sebagai musibah, cobaan atau hukuman. Ataukah sebuah peringatan. Tentu kita harus bisa membaca dan bahkan  menjadikannya sebagai sebuah resolusi ditahun 2015 ini.

Bahwa yang terkena dampak banjir tidak hanya masyarakat menengah bawah tetapi menengah atas juga. Ternyata uang dan kekuatan ekonomi tak berdaya melawan banjir. Banyak sekali kebahagiaan yang tidak bisa dibeli dengan uang. Tuhan sebenarnya menyediakan banyak kebahagiaan yang hanya bisa didapat oleh umatnya bukan dengan uang tetapi dengan sikap.

Tumpukan sampah di Sungai Ciliwung
Sikap dan tradisi gotong-royong, kesederhanaan, kebersamaan, silaturahim dan mengenal tetangga dengan baik pada masyarakat di pedesaan telah menumbuhkan tersediannya air bersih, udara tak berpolusi dan jauh dari kemacetan lalu lintas. Masyarakat desa juga cenderung peduli dengan alamnya, melakukan cocok tanam, hidup damai dengan alam dan hutan. Bertolak belakang dari pola hidup perkotaan yang semakin betonisasi dan individualis. Urbanisasi besar-besaran demi ekonomi malah memunculkan banyak pengangguran dan gelandangan yang rawan terjebak dalam kriminalitas. Atau pejabat tinggi yang demi ambisi ekonomi ngemplang uang yang bukan haknya.

Sudah saatnya, nilai-nilai luhur peninggalan nenek moyang yang masih kental di masyarakat pedesaan dibawa ke ibukota untuk membeli solusi dari berbagai masalah yang ada di ibukota. Pikirkan nilai moral bukan hanya nilai ekonomi yang menjadi gaya khas warga ibukota.

Semoga, segala permasalahan yang ada di Jakarta bisa berkurang dengan memperbaiki sikap kita bersama-sama. Dalam sikap yang baik ada magic yang meng-create lingkungan dan alam yang baik. 



0 comments: