Navigation Menu

Tongkang-tongkang Emas Hitam dari Pedalaman Kalimantan Penerang Mayapada

 

Foto: www.esdm.go.id
Foto: www.esdm.go.id

Saya berdomisili dan bekerja di sebuah kabupaten berjuluk “City in the Jungle” di pedalaman Kalimantan yaitu Kabupaten Barito Utara. Setiap berangkat kerja saya selalu melewati Jembatan KH. Hasan Basri yang menghubungkan kota Muara Teweh dan kota Palangkaraya serta Banjarmasin. Jembatan ini membelah Sungai Barito yang biasa dilayari oleh tongkang dan kapal besar  pengangkut batubara. Sungai Barito yang berkelok-kelok melewati  beberapa kabupaten di pedalaman Kalimantan menjadi saksi bagaimana berjuta-juta ton emas hitam atau  batubara diangkut menggunakan tongkang melalui sungai. Apabila air surut maka tongkang dan kapal besar pengangkut batubara berhenti beroperasi. Demikian juga apabila air pasang atau di atas batas normal, tongkang - tongkang pengangkut batubara tidak bisa lewat karena terhalang oleh jembatan KH.Hasan Basri. Rencana pembangunan rel kerata api sepanjang 425 kilometer yang membentang dari “jantung” Borneo  hingga ke pelabuhan dekat Laut Jawa juga belum ada eksekusi di lapangan.

Sumber: Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) dan Kementerian ESDM

Banyak tenaga kerja dari pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi dengan berbagai tingkat pendidikan, dari sarjana hingga pendidikan menengah  mendatangi cekungan tersier sumber energi di pulau Kalimantan. Mengelola kekayaan alam sekaligus harta pusaka yang terpendam dalam bumi Borneo menjadi magnet tersendiri  dan telah membuka luas lapangan pekerjakan untuk rakyat Indonesia yang memiliki kemampuan dari beragam kualifikasi pendidikan atau disiplin ilmu. Dedikasi anak bangsa yang siap menjadi tenaga kerja Indoneisa dengan upah  relatif murah menjadi salah satu penyebab batubara Indonesia hadir dengan harga yang kompetitif di pasar global.  Lebih-lebih lagi batubara terbaik sejauh ini masih terdapat di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.  

Menurut data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang dilansir oleh databooks, di provinsi Kalimantan Timur  sendiri masih terdapat cadangan batubara sekitar 48.180.000.000 ton. Sementara itu  provinsi Kalimantan Tengah memiliki potensi pertambangan batubara sekitar 3.500.000.000 ton.  Enam puluh empat koma lima persen (64,5 %) persebaran cadangan dan sumberdaya batubara memang berada di pulau Kalimantan. Kekayaan hasil bumi yang melimpah di bumi Kalimantan khususnya batubara sebagai sumber energi utama adalah berkah  dan tak salah pemerintah memasang langkah-langkah menuju  kedaulatan energi. Tentu dibutuhkan sinergi yang harmonis dari semua pemangku kepentingan apabila menginginkan tercipta ketahanan energi nasional yang solid mengingat masalah sumber daya alam (SDA) adalah suatu yang integral dan bukan sektoral.

Sumber: Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) dan Kementerian ESDM

Adaro MetCoal Companies (AMC) saat ini mewakili tujuh perusahaan memegang ijin Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) untuk 7 (tujuh) area konsensi di provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Kalimantan Timur betul-betul masih mengandalkan batubara sebagai senjata utama dan “nadi” bagi pertumbuhan ekonominya. Tercatat, perekonomian provinsi Kalimantan Timur pada kuartal pertama tahun 2020 tumbuh 1,27 persen. Peran strategis sektor mineral dan batubara (minerba) tak khayal menjadi  penopang perkonomian negara dan ketahanan energi nasional.  Batubara yang memang menjadi sumber energi vital bagi Indonesia dan merupakan salah satu sektor utama yang berkonstribusi pada penerimaan negara ini telah melahirkan  tendensi ketergantungan kita pada bahan bakar fosil tersebut.

Sumber: Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) dan Kementerian ESDM

Bayangkan “boom komoditas” pada masa kejayaan batubara sekitar akhir tahun 2000-an, total penerimaan negara dari sektor batubara mencapai 85 persen. Oleh karena itu sangat penting penerapan pertambangan berkelanjutan (sustainable mining) dan standar pelaksanaan pertambangan (mining practice) yang lebih baik sehingga dapat memberi manfaat positif  bagi masyarakat, lingkungan atau biota sekitar dan bagi bumi itu sendiri. Bahkan pemerintah di provinsi penyumbang batubara terbesar diIndonesia yaitu Kalimantan Selatan melakukan pembatasan produksi batubara yang biasa dipasok ke Jawa- Bali dan Kalimantan Selatan sendiri agar ketersediaan cadangan sumber energi tetap terjaga.

Sumber: Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) dan Kementerian ESDM

Berpacu dengan program akselerasi ekspor sektor minerba seperti ke negara tujuan China, Jepang, Korea Selatan dan India,  Kementerian ESDM memang meminta para produsen batubara mencadangkan jumlah produksi tertentu untuk konsumsi dalam negeri (domestic market obligation). Ketersediaan cadangan batubara yang melimpah di Indonesia dapat dimanfaatkan untuk pembangunan pembangkit listrik di Indonesia dengan sumber energi yang sebagian besar dari batubara, selain untuk bahan bakar pokok peleburan logam, produksi baja, tekstil, semen dan kertas.

Sumber: Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) dan Kementerian ESDM

Kita perlu mengetahui bahwa cadangan terbesar batubara di dunia terdapat di Amerika Serikat, Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Rusia dan India. China dan India saat ini lebih memprioritaskan penggunaan batubara produksi domestik sedangkan konsumsi batubara dalam negeri relatif sedikit di Indonesia. Negara kita justru menjadi pemasok batu bara terbesar kedua di pasar dunia.

Sumber: Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) dan Kementerian ESDM

Akhirnya, Indonesia patut bersyukur dengan kekayaan alam dan hasil buminya yang menyimpan  kekuatan dominan dalam pembangkit listrik. “Komoditas” yang kebal terhadap fluktuasi harga di pasar dunia ini telah menjadi penerang  di penjuru tanah air tercinta. Selain itu, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), batubara adalah mesin penghasil  devisa terbanyak negara yaitu mencapai sekitar U$ 21,07 miliar. Belajar dari sejarah bahwa batubara menjadi tonggak sejarah dunia modern yang terwujud melalui Revolusi Industri di Inggris pada pertengahan abad ke-18, saya optimis provinsi Kalimantan Tengah yang menyimpan batubara terbaik yaitu batubara kokas (coking coal) akan menjadi mercusuar Indonesia dan  Indonesia akan menjadi Negara Industri Tangguh  dalam jajaran elit dunia.     

Foto: Dokumen pribadi

0 comments: